Sumenep – Pembangunan infrastruktur seperti jalan desa seharusnya sudah menjadi salah satu dari prioritas utama pemerintah desa dan pemerintah daerah.
Jalan merupakan prasarana penting yang dapat meningkatkan perekonomian di pedesaan. Dengan ketersediaan akses jalan yang mudah dilalui sudah pasti dapat membawa manfaat positif bagi kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini telah menjadi amanat dalam UUD 1945.
Namun, masih banyak daerah pedesaan yang akses atau infrastruktur pembangunan jalannya masih jauh dari kata layak. Sebagai salah satu contoh adalah di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura.
Di desa tersebut untuk akses atau pembangunan infrastruktur jalan masih jauh dari kata layak. Kondisi jalan di Dusun Karang Desa Mandala sangat susah untuk dilalui karena sudah rusak parah. Tentunya hal tersebut menjadi keluhan masyarakat desa karena segala kegiatan mobilisasi masyarakat terganggu.
Diketahui permasalahan di dusun karang sangat kompleks, mulai akses pendidikan yang susah, air bersih yang sulit ditambah dengan akses jalan yang rusak.
Apabila melihat tingkat pendidikan dan pekerjaan warga desa mandala rubaru sudah seharusnya permasalahan ini ditangani secara serius oleh pemerintah. Tingkat pendidikan warga masih rendah membutuhkan sarana pendidikan berkualitas, Pekerjaan warga desa mandala yang mayoritas petani sangat membutuhkan sarana air yang mencukupi untuk kegiatan bertani dan membutuhkan akses jalan yang baik untuk mobilisasi.
Karena harapan warga desa mandala tak terpenuhi, diketahui masyarakat desa mandala menggunakan dana swadaya masyarakat untuk membangun jalan aspal sepanjang 385 meter dengan lebar 3 meter.
Sementara pengerjaanya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat bersama Anggota dari Danramil Rubaru Di Dusun Karang RT 09/04 Desa Mandala Rubaru. Dana yang di habiskan untuk pekerjaan jalan tersebut mencapai Rp 80 juta.
H. Rasid Warga Desa Mandala mengatakan, jika inisiatif warga untuk membangun jalan secara swadaya tersebut berawal dari pengajuan pengaspalan jalan yang tak dapat respon Pemerintah Desa maupun Pemeritah Sumenep.
“Karena terlalu lama menunggu, mereka pun memutuskan untuk membangun sendiri,” kata H. Rasid, Senin (22/10/2023).
Sebab mereka sadar jika untuk memajukan daerahnya, maka akses jalan menjadi kunci utama.
“Semakin mudah diakses maka daerah tersebut akan mudah dikenal masyarakat luar. Alasan inilah yang menggugah semangat mereka. “Bila kesadaran masyarakat untuk swadaya makin tinggi, angka kemiskinan akan terus berkurang,” pungkas H. Rasid.
